JAKBAREKSPRES.COM — Penyebab kecelakaan pesawat Boeing 787 Dreamliner beberapa waktu lalu saat ini masih menyisakan rasa penasaran publik. Diduga 3 hal jadi pemicunya.
Boeing 787 Dreamliner yang merupakan pesawat dari Air India ini dikabarkan mengalami gagal take-off dan meledak, pasca terhempas ke bumi.
Insiden tersebut dinilai tidak biasa, karena kondisi pesawat Boeing 787 Dreamliner ini sebelumnya dinilai dalam kondisi baik-baik saja.
Beragam opini pun bermunculan menelisik faktor penyebab Boeing 787 Dreamliner ini kecelakaan hingga menewaskan 242 penumpang, termasuk 53 warga Inggris.
1 Orang Selamat
Dari video yang beredar, merekam detik-detik sebelum pesawat Boeing 787 Dreamliner menukik tajam di kawasan pemukiman penduduk, hingga menelan ratusan korban.
Namun belakangan dikabarkan, tim penyelamatan menemukan 1 orang selamat dan masih hidup dari insiden kecelakaan tragis tersebut.
Hal ini pun kian membuat publik penasaran, termasuk para ilmuan yang langsung melakukan analisa dan investigasi.
Berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat Boeing 787 Dreamliner pun mengemuka ke publik.
Dugaan awal mengarah pada gangguan mendadak seperti perubahan arah angin yang ekstrem atau tabrakan burung yang mungkin merusak kedua mesin secara bersamaan.
Tapi, para ahli merasa heran karena pesawat itu jatuh ketika masih terbang rendah dan dalam kondisi cuaca yang tampaknya normal dan cerah.
Profesor Paul Williams, ahli ilmu atmosfer dari Universitas Reading, menyatakan bahwa saat pesawat lepas landas, cuaca di area bandara dalam kondisi baik.
“Langit di Ahmedabad cerah dan kering dengan suhu sekitar 40°C. Angin bertiup pelan dari arah barat, jarak pandang juga bagus. Tidak ada tanda-tanda cuaca buruk.
Untuk saat ini, tidak ada bukti yang mengarah pada gangguan cuaca seperti turbulensi sebagai penyebab jatuhnya pesawat,” terangnya.
Lainnya, Profesor John McDermid dari Universitas York menyebut insiden ini sangat mengejutkan karena terjadi sebelum pesawat mencapai ketinggian 200 meter.
“Biasanya, jika terjadi masalah saat lepas landas, pilot masih bisa membatalkan prosesnya. Jadi, kelihatannya gangguan muncul secara tiba-tiba di fase akhir akselerasi atau sesaat setelah mengudara, dan cukup parah hingga tidak bisa dikendalikan. Ini benar-benar kecelakaan yang mengagetkan,” ujarnya seperti ditulis Daily Mail.
Pendapat juga dikemukakan Letnan Kolonel John R. Davidson, mantan pilot Angkatan Udara AS sekaligus konsultan keselamatan penerbangan.
Ia menyebut bahwa pesawat memang telah mencapai kecepatan untuk terbang, namun gagal mencapai ketinggian optimal.
“Beberapa skenario bisa jadi penyebabnya, seperti masalah pada mesin atau daya dorong. Termasuk bobot pesawat yang melebihi kapasitas, konfigurasi flap atau trim yang salah, atau bahkan kerusakan besar yang memengaruhi kemampuan pesawat untuk menanjak,” terangnya.
Faktor Penyebab Kecelakaan
Sementara itu, Kapten Saurabh Bhatnagar, mantan pilot senior di India, juga menambahkan bahwa faktor-faktor seperti cuaca, angin mendadak, atau tabrakan dengan burung masih mungkin terjadi di tahap awal investigasi.
Menurutnya, kemungkinan besar tabrakan burung yang terjadi lebih dari sekali dapat menyebabkan hilangnya tenaga pada kedua mesin.
Sementara itu, pakar penerbangan Sanjay Lazar menuturkan bahwa pesawat naas tersebut tergolong masih muda, dengan usia sekitar 11 tahun. Ini mengindikasikan kemungkinan kecil adanya gangguan teknis kronis.
Pesawat dikemudikan oleh Kapten Summeet Sabharwal yang telah memiliki pengalaman terbang lebih dari 8.200 jam.
“Jika memang terjadi tabrakan burung beberapa kali saat proses lepas landas, sangat mungkin mesin langsung kehilangan tenaga.
Situasi seperti ini dapat menjelaskan kenapa pesawat tak mampu terangkat dan akhirnya jatuh dalam waktu singkat, tepat di fase penerbangan yang paling krusial,” pungkasnya.
Konten ini direpost Jakbarekspres.com dari artikel berjudul: Para Ahli Dunia Masih Mencari Penyebab Kecelakaan Penerbangan Air India 171 yang ditayangkan Postingnews.id, Kamis 12 Juni 2025.