“Terungkapnya kasus pelecehan seksual di SMA Selamat Pagi Indonesia kian memperpanjang ‘catatan hitam’ insiden pelecehan seksual yang terjadi di sekolah.”
JAKARTA, JAKBAREKSPRES.COM – Lagi, kasus pelecehan seksual di dunia pendidikan terungkap ke publik.
Kali ini aksi pelecehan seksual terjadi di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) yang diungkapkan salah seorang korban saat penuhi undangan Podcast Deddy Corbuzier.
Pelakunya, tentu saja tak lain dan tak bukan, guru dari sekolah itu sendiri dan terduga adalah Julianto Eka Putra.
Sontak, informasi ini pun langsung viral di jagad media sosial atau medsos yang langsung mendapat perhatian dan komentar netizen.
Dalam podcast Deddy Corbuzier, mengungkapkan semua aksi tak terpuji dari pendiri yayasan sekolah gratis SPI tersebut.
Akhirnya, Julianto Eka Putra pun telah ditetapkan sebagai tersangka atas pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap siswi SMA SPI pada 5 Agustus 2021 lalu.
Dari situ juga terungkap, ternyata kasus Julianto Eka Putra ini sebenarnya sudah bergulir sejak tahun 2021 lalu, di Pengadilan Negeri Malang.
Kala itu, banyak korban pelecehan yang tidak berani untuk mengungkapkan apa yang di lakukan oleh pemilik yayasan.
Seperti disampaikan salah satu korban, ternyata sudah puluhan siswa yang dilecehkan, banyak korban yang tidak berani melaporkan, karena pelaku juga sering melakukan sikap kuersif kepada korbannya.
Korban yang datang dan melakukan pembicaraan di Podcast Dedy Corbuzier mengaku, bahwa kejadian ini telah terpendam selama 13 tahun.
Korban trauma karena kekerasan seksual yang dilakukan sudah lebih dari 15 kali di macam-macam lokasi hingga korban mengaku sempat dibawa ke lokasi pertambangan.
“Saya pernah dipukul, saya diludahi, kejadian pertama saat saya kelas 2 SMA saat saya berumur 16 tahun,” ucap korban saat diundang di Podcast Dedy Corbuzier, 5 Juli 2022.
Aksi yang dilakukan pelaku sering dilancarkan di lingkungan sekolah, bahkan pengakuan korban bahwa siswa SMA ini sempat diajak untuk melakukan oral seks.
Aksi yang dilakukan pemilik yayasan ini tentu saja mengundang reaksi publik dan jadi pembicaraan di antara korban-korbannya.
Julianto Eka Putra juga sebagai pendiri yayasan sekolah gratis Selamat Pagi Indonesia pada tahun 2007, yang bertempat di Kota Batu Malang, Jawa Timur.
Diketahui, lebih dari 20 cabang Binar Group telah tersebar di kota-kota besar Indonesia di antaranya, Jakarta, Malang, Surabaya, Makassar, Semarang, dan Batu.
Pada tanggal 1 Juni 2007, Julianto Eka Putra yang juga merupakan salah satu Top Leader HDI, mendirikan SMA SPI, yaitu sekolah gratis bagi siswa kurang mampu dan yatim-piatu.
Dari pengakuan korban, sidang sudah masuk yang ke-18 dan dirinya pun menemukan beberapa kejanggalan.